- Mengenal Macam-Macam Tarian Bali
Saya mau tanya, siapa sih yang tidak mengenal tari Bali? Saya
yakin semuanya pasti pernah lihat tari Bali ya, paling tidak tahu Tari
Pendet. Secara, Tari Pendet dulu lagi heboh-hebohnya dibicarakan. Lalu,
tari Bali apa lagi yang kalian tahu? Saya mau bagi-bagi saja mengenai
macam-macam tarian Bali yang saya ketahui. Sebenarnya tarian bali itu
ada banyak, dan semuanya mempunyai makna atau cerita didalamnya.
- Tari Pendet
Ah, kalau ini sih sudah pasti tidak asing lagi ya di telinga
kompasianers. Tari ini sih biasanya (dan memang selalu sih) diajarkan
paling pertama kali jika kita ingin belajar tari Bali, karena tari
Pendet ini semacam basic untuk bisa menari tarian yang lainnya.
Di tarian ini, kalian akan mempelajari gerakan-gerakan dasar tari Bali.
Tari Pendet ini ditarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut
kedatangan para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan ekspresi
penarinya penuh dengan senyuman manis. Namanya juga menyambut, jangan
galak-galak dong ya. Hehe. Pada awalnya sih, tarian ini ditujukan untuk
ibadah di pura, yang melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke
dunia.
Kalau merujuk pada kata ‘manuk’, pasti sudah bisa menebak bahwa tari ini
berhubungan dengan burung. Ya, tari ini menggambarkan sekelompok burung
rawa-rawa yang sedang bercanda ria sambil mencari makan. Tari ini
biasanya sih untuk anak kecil, bukan unuk dewasa. Secara, tarian ini ada
jongkok-berdiri nya, dan lumayan capek. Kalau orang dewasa, nanti
encok-encok. Hehe. Saya pribadi, sangat menyukai tarian ini, karena
gamelannya asyik sekali. Gerakannya juga lucu-lucu. Setahu saya,
sebelumnya tari ini dulunya adalah bagian dari tari Sendratari
Mahabrata. Yang pasti ini, nari ini harus berkelompok. (Eh, tapi dulu
waktu SD saya nari sendiri.. hiks).
3. Tari Panji Semirang
Tari Panji Semirang ini adalah tarian yang menggambarkan seorang putri
raja bernama Galuh Candrakirana, yang menyamar menjadi seorang lelaki
setelah kehilangan suaminya. Dalam pengembaraannya ia mengganti namanya
menjadi Raden Panji. Otomatis, untuk tarian ini kita harus gagah, sama
sekali tidak boleh ada keselip gerakan wanitanya. Hehe. Namanya juga
sedang menyamar. Tarian ini ditarikan oleh wanita ya, bukan laki-laki.
4. Tari Puspanjali
Nah, kalau ini tarian yang gemulai. Hehe. Ini tarian penyambutan yang
ditarikan oleh sekelompok puri. Gerakannya lembut banget, ritmis, dan
dinamis. Tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian
upacara (rejang). Untuk tarian ini, sampai Ibu-Ibu pun bisa kok menari
ini. Karena memang gerakannya lembut banget. Sangat-sangat feminim,
bahkan kalau menurut saya sih, lebih feminim daripada tari Pendet. Hehe.
Oh, iya. Tari ini hanya sebentar sekali durasinya. Bahkan mungkin yang
paling cepat diantara tari-tari Bali lainnya. Kurang lebih 5 menit saja.
5. Tari Margapati
Tarian ini agak mirip dengan Panji Semirang. Tapi ceritanya berbeda.
Tarian ini menggambarkan seorang pemuda yang sangat gagah berani dan
pantang menyerah, dan dilukiskan sebagai raja binatang (Singa). Saya
suka tarian ini, terutama dalam memainkan mata. Banyak melototnya kalau
disini. Hehe. Gerakannya tegas sekali. Margapati ini berasal dari kata
‘mrega’ yang artinya binatang, dan ‘pati’ yang artinya mati. Di tarian
ini terdapat gerakan-gerakan yang mencerminkan bahwa si raja hutan
sedang mengintai dan siap membinasakan mangsanya. Biasanya ditarikan
oleh wanita. Mantap kan, wanita bisa juga lho jadi gagah. Hehe.
6. Tari Tenun
Tenun, tahu menenun kan? Ya, tarian ini menggambarkan putri-puri Bali
yang sedang menenun secara tradisional. Gerakan-gerakannya
memvisualisasikan proses memintal benang hingga menjadi kain. Seru kan?
Gerakannya disini cukup detil. Kalau tarian ini sih, terlihat sekali
bagaimana lentiknya jari-jari si penari Bali. Secara, gerakan-gerakan
untuk memvisualisasikan menenun ini lebih bermain pada jari.
7. Tari Wirayuda
Kalau ini adalah tarian kreasi baru yang menggambarkan ketangkasan olah
senjata para prajurit dalam menghadapi peperangan. Nah, kalau tari ini,
ditarikan oleh laki-laki 3-5 orang juga cukup, dengan bersenjatakan
tombak.
8. Tari Gopala
Kata Gopala ini berasal dari bahasa Kawi, yang artinya penggembala. Tari
ini menggambarkan tingkah laku sekelompok penggembala Sapi di suatu
ladang penggembalaan. Ditarikan oleh laki-laki juga (biasanya sih yang
saya tahu laki-laki ya).
9. Tari Condong
Yak, bisa dibilang tarian ini cukup sulit dan durasinya juga cukup lama.
Sekitar 11 menit, atau lebih ya.. saya agak lupa persisnya. Tarian ini
adalah tarian klasik Bali yang memiliki perbendaharaan gerak yang sangat
kompleks yang menggambarkan seorang abdi Raja.
10. Tari Cendrawasih
Tari ini mungkin bisa dibilang satu tipe dengan tari Manukrawa, tapi
bedanya ini ditarikan oleh perempuan yang sudah remaja atau dewasa.
Tarian ini menggambarkan sekelompok burung Cendrawasih yang bertebrangan
menikmati alam bebas, riang gembira, bercanda, sambil memadu kasih.
Tarian ini ditampilkan secara berkelompok atau paling tidak dua orang.
Indah banget kalau lihat tarian ini.
11. Tari Wiranata
Nah, kalau tari ini menggambarkan kisah seorang perwira kerajaan yang
oke punya dan gagah banget, dimana terlukis dalam gerak-geriknya yang
dinamis dan penuh keagungan. Ceilaaaah.
12. Tari Legong Lasem (Kraton)
Tari ini sudah cukup banyak yang mulai mengenal ya. Kalau yang suka naik
travel Cipaganti (Jakarta-Bandung), pasti sering melihat di mobilnya
ada gambar penari Bali dengan kostum tari Legong Lasem (Kraton). Hehe.
Tarian ini berkisah tentang keinginan Raja Lasem untuk meminang
Rangkesari, putri kerajaan Daha (Kediri), namun ia berbuat tidak terpuji
dengan menculiknya. Mengetahui adiknya di culik, Raja Kediri menyatakan
perangdan berangkat ke Lasem. Sebelum berperang, adipati lasem harus
menghadapi serangan burung garuda, namun Ia berhasil melarikan diri
tetapi kemudian tewas dalam pertempuran melawan Raja Daha. Seru ya. :).
Tari ini adalah tari klasiknya Bali.
13. Tari Trunajaya
Tarian ini berasal dari Bali Utara yang melukiskan gerak-gerik seorang
pemuda yang menginjak dewasa dan sangat emosional. Tarian ini semula
diciptakan oleh Pak Wandres dalam bentuk Kebyar Legong dan akhirnya
disempurnakan oleh I Gde Manik. Tarian ini bisa juga kok ditarikan oleh
perempuan. Hehe. Gerakannya juga lumayan kompleks.
14. Tari Ciwa Nataraja
Ciwa Nataraja adalah manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi alias
Dewanya penari. Gerakan Siwa merupakan pancaran tenaga prima yang
kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini. Begitu menerut
kepercayaan orang Bali.
15. Tari Belibis
Tari ini diilhami oleh cerita Angling Dharma yang merupakan seorang
Raja. Pernah nonton Angling Dharma tidak dulu waktu masih disiarkan di
salah satu tv swasta? Sudah lupa ya? Hehe. Jadi, karena suatu hal ia
harus meninggalkan kerajaannya dan merantau dari satu daerah ke daerah
lain. Dalam pengembaraannya, Angling Dharma bertemu dengan seorang putri
raksasa pemakan manusia. Raksasa merasa khawatir rahasianya diketahui
oleh Angling Dharma, dikutuklah Angling Dharma menjadi seekor burung
Belibis yang hidup di air. Tarian ditarikan oleh perempuan secara
berkelompok (biasanya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar